Di IGD, sore itu…

Di IGD, sore itu…

tampak seorang Bapak paruh baya menggendong anak gadisnya

tergesa-gesa

terlihat peluh di pelipisnya

raut wajahnya khawatir akan gadis kesayangannya

hingga Ia tak sadar dari rumah tak menggunakan alas kaki

Di IGD, sore itu…

seorang balita kurang dari lima tahun

menangis karena takut melihat dokter

akankah disuntik, pikirnya

Ia meronta “papuq, papuq”

bukan “Ibu, mama ataupun Bunda”

belakangan diketahui, Ibunya tak pernah habiskan waktu dengannya

Di IGD, sore itu…

seorang wanita tua, penuh keriput tampak lemah dan lunglai

Ia terlihat damai

Seorang pemuda menggendongnya dengan sigap

“Mohon berikan perawatan terbaik, untuk Ibu saya”

Begitulah Ia berkata

Di IGD, sore itu

seorang suami menggenggam tangan sang istri,

lantas dikecupnya

“Barusan disuntik, sakit tidak? ”

Sang istri menggeleng dan tersenyum penuh cinta

Di IGD, sore itu…

Seorang Ibu dengan gagal ginjal stadium akhir

terbaring ditemani oleh menantu dari anak kakaknya

Ia harus dirujuk, tak ada keluarga yang bisa mengantarkan

dengar-dengar anak pertamanya ke luar negeri,

anak keduanya di luar kota

sang suami tak ada kabar

akhirnya, Ia ke rumah sakit ibukota

bertiga saja dengan supir ambulans dan perawat

Di IGD, sore itu…

Seorang korban kecelakaan

dibawa oleh orang tak dikenal,

“Kami menemukan di Jalan” begitu katanya

datang sudah tidak bernyawa,

tampak di sudut matanya

genangan yang hampir mengering

air mata

Tak ada tempat yang paling indah untuk melihat cinta dan kasih sayang yang tulus, tanpa kepura-puraan, selain di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit. Namun IGD juga menjadi tempat paling berat untuk didatangi karena kadang menjadi tempat berpisah dengan orang terkasih.

7 thoughts on “Di IGD, sore itu…

Leave a comment